Seorang
gadis yang sangat cantik, tinggi dan berkulit putih, dia bernama dina.
Dia tinggal sebuah daerah yaitu SIDAYU. Dia tinggal bersama mamanya dan
ayah tirinya.
Dina adalah anak yang lemah lembut, tapi, sejak ayah dan ibunya
berpisah, Dia menjadi anak yang nakal, dan tidak punya sopan santun.
Dina memilih tinggal bersama mama nya, sejak itu lah, hubungan Dina
dengan ayahnya mulai berkurang. Dina yang tidak diperbolehkan mamanya
berhubungan lagi dengan ayahnya.
Suatu ketika, ayah nya menelfon Dina karena ayahnya kangen sama dina,
tapi sayangnya dina menjawab telfon dengan suara yang keras dan tidak
sopan santun.
“ ngapain kamu nelfon aku ?, aku bukan anak mu lagi”
“ ini aku ayahmu nak, ayah kandung kamu”. Dengan sabar ayahnya menjawab
dengan perlahan, ayahnya tidak mau Dina semakin benci sama ayahnya. Pada
saat itu Dina langsung mematikan hp nya, Dina hanya berbicara baik
kepada ayahnya kalau Dia lagi membutuhkan uangnya.
Semua temannya banyak yang memberi nasehat kepada Dina, agar lebih sopan
pada ayahnya, semua temannya sangatlah prihatin kepada Dina dengan
sikapnya tersebut.
“Dina, itu ayah kandung kamu, kamu tidak sepantasnya berbicara kasar
seperti itu, meskipun ayah mu sudah bercerai degna mama mu, bukan
berarti dia bukan ayah kamu lagi din.”. kata temannya
“ tau apa sih kamu tentang keluarga aku, kamu itu sok tau ya, jadi orang
jangan sok tau deh, urus aja sana keluarga kamu, udah benar apa belum.”
Jawab Dina dengan wajah marah
Mama nya Dina telah salah mendidik anaknya, karena Dina menjadi benci
kepada ayahnya karena mama nya yang tidak memperboleh kan Dina untuk
berhubungan lagi dengan ayahnya.
Suatu ketika, Dina kehabisan uang dan tidak berani meminta mama nya, dan
akhirnya Dina pun menelfon ayahnya untuk segera mengirimkan uang
secepatnya.
“ayah, ayah sekarang ada dimana ?, Dina lagi butuh banget nih sama ayah” ucap Dina.
“iya nak ada apa ??”. jawab ayah dengan tersenyum bahagia karena mendengar perkataan dina yang sangat sopan kepada ayah nya.
“ayah, aku lagi butuh uang sekarang nih yah, ayah mau tidak kirim uang ditabungan aku sekarang ?”. tanya Dina
Ayahnya yang mendengar Dina membutuhka uang, ayahnya tidak berfikir dua
kali lagi. Dan ayahnya yang tidak mau Dina kesulitan, pada saat itu juga
Ayahnya langsung mengirim uang pada tabungan Dina. Ayahnya sangat lah
sayang pada Dina, meskipun ayahnya diperlakukan seperti itu sama Dina,
tapi ayahnya masih sabar dan masih sayang pada Dina.
Dina yang memilih ikut dengan mamanya dan ayah tirinya, dan Dia sekarang
memilih lebih patuh terhadap ayah tirinya, meskipun ayah tirinya
tersebut tidak sebegitu sayang terhadap Dina. Ayah tirinya telah
memiliki dua anak yang masih kecil. Dina sangat tidak sadar bahwa yang
telah dia pillih adalah salah. Ayah tirinya memang baik, karena ayah nya
kaya raya, jadi Dina bisa membeli barang apa saja yg dia mau.
Mama nya yang pernah bilang pada Dina “ jangan pernah menerima uang atau
pun barang dari ayah mu yang dulu, orang yang pantas kamu panggil ayah
adalah ayah yang sekarang”. Kata mamanya. Dina yang pada saat itu baru
memasuki masa remajanya, dan sifatnya masih kekanak-kanakan, dia selalu
menuruti apa kata mamanya, karena dia sangat takut pada mamanya.
“mama, kenapa aku harus membenci ayah aku ?” tanya Dina pada mamanya.
“ayah kamu itu tidak pantas untuk kamu nak, dia ayah yang sangat jahat” jawab mama.
Dina yang teringat pada masa kecil nya dulu, ayah lha yang mengajari dia
menaiki sepeda, sehingga dia bisa menaiki sepeda, ayah yang selalu
tegas dalam hal apa pun. Tapi Dina selalu berfikir bahwa ayah nya adalah
orang yang jahat, yang tega meninggalkan Dina dan mama nya. Dina pernah
mengirim sebuah pesan kecil kepada ayahnya, “kamu ayah yang jahat, yang
tega meninggalkan Dina dan mama”.
Dina yang tidak tau mana yg benar dan mana yang salah, dina selalu
mengirim pesan kepada ayah nya dengan tulisan “AYAH JAHAT” , tapi
ayahnya selalu tegar dalam menghadapi sikap Dina, ayahnya selalu
mengirim pesan, menelfon Dina setiap saat, selagi ayah nya bisa,
meskipun dengan balasan yang tidak seharusnya diterima oleh ayah, dengan
kata-kata kasar.
Dina yang sekarang menjadi anak remaja, dina selau pergi dengan
teman-temannya sampai larut malam, meskipun ayah nya tidak satu rumah
sama Dina, tapi ayah Dina selalu memantau keadaan Dina. Ayahnya yang
pernah melihat dina keluar malam, ayah nya langsung mengirim pesan
kepada Dina, dengan kalimat-kalimat nasehat.
“nak, kamu seorang perempuan, tidak sepantas nya kamu keluar malam kaya gitu nak”. Kata ayah
“tau apa sih kamu tentang aku, mama aku aja gak melarang sama sekali,
dasar orang tua, ikut campur urusan anak remaja aja” jawab Dina dengan
nada yang kasar.
Nasehat dari ayah tersebut, Dina menganggap bahwa itu adalah nasehat
yang tidak penting, yang tidak untuk diperdengar. Dina merasa terganggu
dengan nasehat-nasehat dari ayahnya.
Pada suatu ketika ayah nya yang sedang tidak punya uang, tiba-tiba Dina
meminta uang pada ayahnya, Dina yang memaksa ayah nya untuk mengasih dia
uang, tapi ayah nya hanya bisa diam dan tersenyum melihat tingkah laku
Dina. Dina akhirnya marah dan mengucapkan kata-kata yanng sangat
menyakiti ayah nya.
“KURANG AJAR, APA SIH SUSAHNYA NGASIH UANG, DASAR !!”
Ayahnya yang mendengar ucapan Dina tersebut, hanya bisa diam, seorang
ayah tidak mungkin meneteskan air matanya, tapi dalam hatinya, ayah
menagis menjerit, melihat tingkah laku anaknya seperti itu. Dina yang
melihat ayahnya seperti itu bukannya meminta maaf, tapi dia malah
langsung pergi dan memaki-maki ayahnya.
Dina langsung pulang kerumah mamanya, “ kamu dari mana aja dina?”. Tanya mamanya
“ baru pulang dari rumah teman ma, habis kerja kelompok”. Jawab dina
dengan perkataan yang gugup. Mama Dina yang pada saat itu berpura-pura
percaya pada Dina, padahal mamanya curiga dengan gerak-gerik Dina yang
aneh. Mamanya yang harus sering-sering memantau Dina karena kecurigaan
nya tersebut. Tapi, Dina mengetahui bahwa mamanya hanyalah berpura-pura
percaya pada Dina. Dina sangatlah berhati-hati ketika bepergian
kemana-mana.
Dina yang pada saat itu mau keluar malam, tiba-tiba didepan pintu ada
seorang wanita yang berdiri, dan itu ternyata mamanya sendiri. Mamanya
menanyai kemana Dina mau pergi. “ kamu mau pergi kemanan ?”. tanya
mamanya
“ aku mau pergi jalan-jalan sama teman-teman ma, emangnya kenapa ma ?”. tanya kembali
“ kamu beneran mau pergi sama teman-teman kamu ?, kamu tidak pergi sama ayah mu yang jahat itu kan ?”.
“ gak lha ma, aku gak mungkin mau pergi sama orang itu lagi “. Jawab dina.
Mendengar perkataan dari Dina, mamanya merasa lega dan memperbolehkan
Dina untuk keluar malam. Mamanya hanya berpesan pada Dina agar tidak
pulang malam-malam.
Tapi, Dina pergi kerumah ayahnya untuk meminta uang buat pergi
jalan-jalan sama teman-teman nya. Dina yang tidak diperbolehkan ayahnya
buat keluar malam, karena takut Dina tersesat dengan pergaulan bebas.
Dina memarahi ayahnya yang melarangnya buat keluar malam.
“Lo kira aku ini nenek-nenek apa ?, aku ini anak remaja, butuh hiburan malam ya.” Ucap Dina
“ tapi, itu tidak baik buat amu nak, ayah sangat khawatir dengan keadaan kamu nak”. Jawab ayahnya
“ udah deh, aku kesini Cuma minta uang, kenapa harus mendengar
ceramah-ceramah yang tidak penting ini, bosen tau mendengar
ceramah-ceramah kamu, kalau tidak punya uang bilang saja, aku gak an
minta kok”. Jawab Dina sambil meninggalkan rumah ayahnya.
Dina yang berharap ayahnya memanggil namanya dan mengasih uang, tapi,
tidak tepat dengan harapan Dina. Ayahnya malah tersenyum melihat Dina
seperti itu. Dina melihat ayahnya tersenyum, semakin marah Dina terhadap
ayahnya.
Dina akhirnya pergi malam untuk jalan-jalan dan bersenang-senang
dengan teman-temannya. pada saat Dina pulang, ternyata mamanya
mengetahui bahwa Dina malam itu pergi ke rumah ayah kandung nya, mamanya
sangat marah dan menatap Dina dengan raut wajah yang sangat kejam.
“ kamu dari mana aja ?”. tanya mamanya.
“ aku habis jalan-jalan ma sama teman-teman aku, ada apa sih ma, kok kayaknya curiga banget sama aku ..?” kata Dinda
“ kamu jawab yang jujur, kamu pergi kemana aja ?, apakah kamu ke rumah
ayah mu yang jahat itu ??, mama kan udah pernah bilang, jangan
berhubungan lagi sama laki-laki itu, laki-laki itu bukan lagi ayah kamu,
kamu ngerti gak sih Din ?, jawab yang jujur?”. Tanya mamanya dengan
suara yang keras dan kasar
“ iya ma, aku tadi pergi kerumah ayah, tapi aku Cuma minta uang sama dia
ma, aku gak bakal ulangin lagi kok ma perbuatan itu”. Jawab Dina.
Mamanya yang hampir menampar pipi Dina, tapi ditahan dengan ayah
kandungnya Dina, mamanya kaget melihat kedatangan ayahnya. Dina langdung
memeluk ayahnya karena takut dengan mamanya.
“ kamu tidak pantas menampar Dina, dia anak yang tidak punya dosa,
dia tidak punya salah apa-apa, kenapa kamu melarang Dina untuk
berhubungan dengan aku lagi, aku ini ayah kandungnya??”. Tanya ayahnya
kepada mamanya Dina.
Mamanya hanya bisa diam mendengar perkataan itu, dan tidak bisa menjawab dengan satu kata pun.
Dan akhirnya Dina menyadari bahwa ayahnya adalah orang yang sangat
baik terhadap Dina, Dina meminta maaf kepada ayahnya, Dina menyesali
dengan perbuatanya tersebut, dan Dina akhirnya memilih untuk tinggal
bersama ayahnya. Meskipun Dina tinggal bersama ayahnya, tapi, ayahnya
tidak pernah melarang Dina untuk bertemu sama mama nya, karena menurut
ayahnya, tidak ada kata mantan buat orang tua, dan tidak ada yang bisa
menggantikan kebaikan kedua orang tua. Meraka saling berhubungan satu
sama lain.
Dina hidup bahagia melihat mama dan ayahnya sudah baikan, meskipun
tidak untuk kembali berkeluarga, karena mamanya Dina sudah mempunyai
keluarga baru. Yang di inginkan Dina hanya ingin melihat mama dan
ayahnya bahagia. Dina selalu menyesali apa yang pernah diperbuat kepada
ayahnya, dan tidak ada yang bisa menggantikan ayah kandung nya lagi.